Ke Delapan Belas


Tahun itu, tahun 2005, merupakan tahun pertama mengenakan putih abu-abu. Berasal dari tempat yang berbeda, kita masuk menjadi siswa di sekolah menengah atas. Yang dikenal pun hanya segelintir.

Hari demi hari dilewati, kegiatan demi kegiatan diikuti, perkenalan pun terjadi. Masa-masa yang ada dikepala tidak hanya sebatas pada ujian jangan sampai remidi, tapi kita bergulat untuk masuk organisasi, demi pengembangan diri.

Jika diingat kembali, banyak hal menggelitik yang dilewati. Pengalaman dengan bumbu emosi mewarnai hari hari. Mulai dari kelas yang tidak ingin dipisahkan saat telah masuk ke masa kenaikan. Perkenalan yang ternyata berubah menjadi pertemanan. Pertemanan yang berkembang menjadi kekerabatan.

Kompak tanpa mengenal batasan, IPA atau IPS bukan alasan. Kita duduk bersama di lapangan untuk makan siang satu angkatan. Berbekal dari jaringan komunikasi tiap kelas, kita wujudkan aksi bukan hanya rencana tak berarti.

Masa putih abu-abu, kita berani salah, kita berani berbuat, kita berani bertanggung jawab. Kini telah delapan belas tahun berlalu, sejak tahun pertama kita semua upacara masa orientasi dibawah langit biru. 

Tahun ini tahun kedelapan belas kita saling kenal, saling bertukar cerita dan kelakar. Saling memberi arti makna persahabatan, arti makna kebersamaan. Bahwa kita bersama itu “walaupun”, bukan”karena”.

Terima kasih atas tahun ke Delapan Belas yang telah kita lalui. Mungkin ada yang telah mendahului kita, tapi kenanan demi kenangan akan selalu ada.

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2302

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambernyawa Tak Berjaya

Gula, Rumah, dan Air

Suara Sang Penjaga