Kerja, Cinta, dan Mati


Cinta sama kerjaan? Apa itu maksudnya workaholic? Yakin begitu konsepnya?

Pernah mengalami titik dimana bekerja itu adalah kehidupan? Kalau saya pernah jawabannya. Kenapa? Karena saya takut akan melakukan kesalahan, takut adanya ketidakpuasan atasan.

Senin sampai Jumat kerja, Sabtu Minggu masih mikirin kerjaan juga. Lagi main sama temen yang dilihatin juga grup kerjaan. Lha kapan mau pengembangan dirinya?

Setelah saya renungi, kegilaan akan pekerjaan sampai takut meninggalkan pekerjaan itu ternyata bukan karena pengaruh pimpinan.

Tapi itu semua tergantung dari fikiran kita, emosi kita merespon akan sebuah tanggung jawab dalam hal ini bekerja. Jika istilah workaholic ini adalah terminologi yang kurang baik. Bisa jadi itu adalah akibat dari penerimaan kita akan sebuah tanggung jawab bukan berdasar cinta tapi rasa takut.

Yang ada dikepala yang ada “takut akan salah”, “takut mengecewakan pimpinan”, “takut gagal”. Sebaiknya, rubah fikiran dalam menerima tanggung jawab menjadi saya berusaha dengan sebaik-baiknya, saya bekerja untuk mengelaborasi ilmu dan pemikiran yang saya punya, saya bekerja untuk bahagia.

Jadi hakikatnya, kita ini bekerja bukan untuk pengakuan, tapi karena kita bahagia, karena kita senang, karena ada hal yang mau kita rubah menjadi lebih baik sesuai kapasitas.

Cinta sama kerjaan itu harus, bahagia saat bekerja apalagi. Tapi kalau takut akan konsekuensi atas sebuah kerjaan itu bahaya, bisa jadi kita gila bekerja karena yang dikejar adalah pengakuan.

Percaya saja, semua yang dikerjakan itu adalah pembelajaran, ada kalanya kita bisa benar semua, ada kalanya kita menyicipi sebuah kesalahan. Nikmati saja prosesnya. 

Jika benar kita berbagi, jika salah ya perbaiki. Bekerja dengan hati, tapi pekerjaan tidak akan dibawa mati. 

@30haribercerita
#30haribercerita
#30hbc2315

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambernyawa Tak Berjaya

Gula, Rumah, dan Air

Suara Sang Penjaga